Address
Buana Royale Residence Block J-11, Sukarindik, Kec. Bungursari, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat 46151
Work Hours
Monday to Friday: 8AM - 7PM
Address
Buana Royale Residence Block J-11, Sukarindik, Kec. Bungursari, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat 46151
Work Hours
Monday to Friday: 8AM - 7PM
Sejarah Mesin Fotocopy. Mesin fotocopy telah menjadi bagian penting dalam dunia perkantoran, pendidikan, dan bisnis. Namun, tidak banyak yang tahu bagaimana sejarah mesin fotocopy berkembang dari awal hingga menjadi teknologi canggih seperti sekarang. Artikel ini akan membahas secara lengkap evolusi mesin fotocopy dari masa ke masa.
Sejarah mesin fotocopy dimulai pada tahun 1938 ketika Chester F. Carlson, seorang ahli fisika dari Amerika Serikat, menciptakan proses bernama electrophotography. Metode ini kemudian dikenal sebagai xerography, yang berarti “tulisan kering” dalam bahasa Yunani. Penemuan ini bertujuan untuk mengatasi kesulitannya dalam membuat salinan dokumen secara manual.
Namun, butuh waktu lebih dari satu dekade untuk teknologi ini berkembang menjadi mesin komersial. Baru pada tahun 1947, perusahaan Haloid (yang kelak menjadi Xerox Corporation) membeli hak paten teknologi ini dari Carlson.
Pada tahun 1959, Xerox memperkenalkan Xerox 914, mesin fotocopy otomatis pertama di dunia. Mesin ini bisa menyalin dokumen dengan cepat dan menggunakan teknologi kering tanpa tinta basah. Xerox 914 menjadi terobosan besar di dunia perkantoran karena efisiensinya yang luar biasa. Kesuksesan inilah yang membuat Xerox identik dengan kata “fotokopi” di banyak negara, termasuk Indonesia.
Pada dekade 1970 hingga 1990, mesin fotocopy mengalami banyak pembaruan. Teknologi analog mulai digantikan oleh sistem digital. Selain itu, muncul fitur-fitur tambahan seperti zoom, pengatur kecerahan, hingga kemampuan mencetak bolak-balik (duplex).
Produsen mesin fotocopy pun mulai beragam, tidak hanya Xerox. Perusahaan besar seperti Canon, Ricoh, Konica Minolta, dan Sharp ikut meramaikan pasar dengan inovasi masing-masing.
Memasuki tahun 2000-an, mesin fotocopy bertransformasi menjadi perangkat multifungsi (MFP). Mesin tidak hanya bisa menyalin, tetapi juga mencetak, memindai (scan), dan mengirim faks. Teknologi digital semakin memudahkan pengguna dalam pengelolaan dokumen.
Kecepatan salin, kualitas cetak, dan efisiensi energi juga semakin ditingkatkan. Tak hanya itu, banyak mesin terbaru sudah mendukung koneksi Wi-Fi, cloud storage, dan kontrol keamanan data, menjadikannya sangat relevan di era kerja modern.
Saat ini, mesin fotocopy terus beradaptasi dengan kebutuhan zaman. Model ramah lingkungan dengan konsumsi listrik rendah dan tinta yang bisa didaur ulang semakin populer. Di masa depan, diperkirakan mesin fotocopy akan semakin terintegrasi dengan kecerdasan buatan (AI) untuk pengelolaan dokumen otomatis.
Dari penemuan sederhana oleh Chester Carlson hingga menjadi perangkat multifungsi canggih, sejarah mesin fotocopy menunjukkan bagaimana teknologi terus berkembang mengikuti kebutuhan manusia. Memahami sejarah ini tidak hanya menambah wawasan, tetapi juga membantu kita lebih menghargai inovasi yang kini sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.